Pancasila, Bhineka Tunggal Ika dan Lambang Garuda
Pancasila, Bhineka Tunggal Ika dan Lambang Garuda
SAMPURASUN,
Jika kerajaan Sriwijaya dan Majapahit mampu bertahan lebih dari 200 tahun, Republik Indonesia seharusnya mampu bertahan lebih dari angka tersebut. Apabila Indonesia misalnya ambruk di bawah usianya ke-100, maka Republik ini termasuk konyol, dan anak cucu kita akan menertawakan kita dikemudian hari. Majapahit mampu bertahan dan berjaya sampai ke sebagian Asia tenggara, dengan salah satu pilar pemersatu, yakni motto Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangruwa ( Berbeda - beda tetapi sejatinya satu, tidak ada agama yang mendua / beragam penyebutan nama Tuhan ( dharma / kebenaran ) tapi kebenaran ( Tuhan ) tetap satu adanya). Pesan ini secara politis mempunyai tujuan mempersatukan masyarakat Majapahit di abad pertengahan yang terpecah - pecah karena menganut berbagai sekte keagamaan. Setidaknya yang pernah disebutkan ada sekte Siwa,Buddha, Wisnu, Brahma, dan mungkin banyak lagi sekte yang lain.
Burung Garuda, Pancasila dan motto Bhineka Tunggal Ika |
Namun, dengan kebhinekaan itu, justru Majapahit mampu mengemban hegemoni Nusantara dan sebagian Asia Tenggara, dengan pusat pemerintahan di trowulan,Jawa Timur. Majapahit dan Sriwijaya belum mati sampai sekarang. Banyak jalan di Indonesia bernama Majapahit, Hayam Wuruk,Gajah Mada dan Sriwijaya. Geguritan dan lontar-lontar dari Majapahit masih dipelajari, keseniannya masih hidup, ritualnya diteruskan oleh masyarakat hindu Bali, dan nama Sumpah Gajah Mada dipakai nama satelit Indonesia ( Palapa ).
Indonesia seharusnya mampu "berbicara lebih banyak" dibanding Majapahit. Dari sisi kepercayaan,telah jelas ada enam agama yang diakui yakni Hindu,Budha,Kristen Katolik,
Protestan,Islam dan Konghuchu. Yang perlu diperhatikan, Indonesia tidak sekedar mencantumkan motto Bhineka Tunggal Ika tetapi juga memiliki Pancasila dan keduanya tertempel dalam lambang negara berupa burung Garuda, burung terkuat ( mencerminkan kekuatan nasional ), dengan kemampuan daya jelajah terbang tinggi ( paling hebat diantara negara - negara ) dan mata yang tajam ( mencerminkan sikap kritis ).
Kepemilikan Pancasila dan burung Garuda Pancasila merupakan kelebihan Indonesia modern dibandingkan dengan Majapahit, dan seharusnya mampu memberikan kehebatan yang lebih tinggi dari Majapahit. Pancasila jelas merupakan intisari sosio-kultural-religius dari berbagai aspek masyarakat yang ada di Indonesia.
Dengan intisari itulah, secara teoritik, kebhinekatunggalikaan tersebut akan semakin menyerap pada sikap dan perilaku masyarakat. Ditambah keperkasaan burung garuda, Indonesia menjadi komplit secara simbolis, menjadi negara paling kuat paling digjaya dan paling bersatu di Asia Tenggara, bahkan di dunia. Motto dan simbolisasi itu mendekati sempurna. Seharusnya, Indonesia mampu bertahan melebihi Majapahit dan jika tidak, Republik ini bisa dikatakan konyol.
Pemahaman terhadap Pancasila, Bihineka tunggal Ika serta burung Garuda saat ini hanya sebatas pada formalitas di bidang pendidikan saja, tanpa mampu diejawantahkan oleh kenyataan, termasuk konflik - konflik elite politik. Kegagalan - kegagalan inilah yang membuat konflik sektarian itu kerap kali terjadi.
Tidak ada faktor pemersatu seperti Gajah Mada, atau penggerak pemersatu seperti Soekarno atau hegemonik pemersatu seperti Soeharto di zaman sekarang ini. Indonesia sepertinya memerlukan tiga fgur itu sekarang.
Jika masyarakat Indonesia tidak mampu memahami Bhineka Tunggal Ika, Pancasila dan Garuda Pancasila itu, maka belum genap satu abad Republik ini akan bisa pecah. Tidak mungkinlah Indonesia pecah menjadi 250 negara ( sesuai suku ) atau seribuan ( sesuai pulau ) karena ini akan merepotkan Perserikatan Bangsa - Bangsa. Akan tetapi, geografi dan sebaran kekayaan , dan keadaan kelautan Nusantara akan kembali memaksa masing - masing etnis itu selalu bekerjasama satu sama lain untuk melanjutkan kehidupannya. Kini paling penting bagaimana mempertahankan keIndonesiaan kita dan memahami kebinekaan itu dalam kerangka Pancasila dengan simbol keberadaan garuda secara lebih baik.
HATUR NUHUN.....MERDEKA
( dari BP 27 Januari 2012 oleh GPB Suka Arjawa )
Komentar