BANDUNG : Museum Mandala Wangsit Siliwangi
Sampurasun......
Jalan - jalan ke museum bukan hanya tugas bagi anak - anak usia sekolah justru kita sebagai orang dewasa harus tetap tahu dan mampu membaca sejarah bangsa ini. Kebetulan di hari jum'at ini belum ada kegiatan siang, saya pun memastikan beberapa teman untuk memenuhi undangan berkunjung ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi.
Chapter 1 : PURA PUSER SILIWANGI
Ada pura di museum ini? ya adalah bro. Kebetulan para pengurus dan pejabat disana ada beberapa teman - teman dari Bali dan beliau - beliau lah yang mengundang kami untuk sembahyang bersama di Pura yang posisi nya lt.2 museum. Kebetulan hari itu hari jumat dan para staf yang beragama Islam pergi ke mesjid untuk jumatan sedangkan yang beragam non Islam khususnya Hindu berkumpul di pura untuk sembahyang bersama.
Meskipun kami sampai di lokasi agak telat pk. 11.30 wib tapi persembahyangan bersama belum dimulai. Kami pun disambut disana dan dipersilahkan duduk bersila siap - siap sembahyang bersama. Kebetulan pejabat yang paling senior disana juga merupakan tokoh di Pura Wira satya Dharma Zipur 9 Ujung Berung dan beliau pun memimpin persembahyangan dan kami pun mengiringi dengan melantunkan Gayatri Mantram. Suasana damai pun terasa ditengah kesederhanaan ini.
Pura ini dinamakan Pura Puser Siliwangi dan keberadaanya belum genap setahun. Dipintu masuk dihiasi dengan ornamen khas Bali seperti candi bentar sedangkan tempat kami sembahyang berada di bale khas Bali juga.
Ada 3 pelinggih disana yaitu Dewa Ganesha, Pemujaan Prabu Siliwangi, dan Padmasana. Selain sebagai tempat persembahyangan kadang tempat ini dipakai sebagai ajang diskusi sejarah kesundaan oleh anak - anak muda KMHDI serta teman - teman Sunda wiwitan.
Sehabis sembahyang kami pun melangsungkan diskusi tentang sejarah museum ini serta bagaimana bisa sebuah Pura megah bisa berdiri di kawasan ini. Diluar hujan pun turun dengan derasnya menambah keseriusan kami untuk berdiskusi atau tepatnya sharing pengalaman sejarah sambil menunggu hujan reda karena kami berencana melihat - lihat museum dibawah kami.
Chapter 2 : MEJA DAN KURSI BERSEJARAH
Kami pun masuk ke dalam museum melihat - lihat saksi bisu sejarah yang dipandu oleh petugas disana. Di dalam diceritakan bagaimana awal belanda masuk ke negeri ini , senjata - senjata para pejuang - pejuang republik , meja dan kursi saat perumusan proklamasi 17 Agustus 1945 lengkap dengan cangkir dan gelas klasiknya. Di sudut yang lain terpampang bendera sang Saka Merah Putih yang pertama kali di kibarkan di Bandung, lukisan tentang Bandung lautan Api, lukisan dan foto - foto keganasan DI/TII dan bendera - bendera beberapa Batalyon Siliwangi. Kesan angker pun terasa apalagi tata cahaya di ruangan tersebut cukup membuat merinding,hehehe...ya jelas karena barang - barang yang disimpan disana adalah barang bersejarah.
Dari sekian bendera yang menarik bagi saya adalah Bendera Batalyon Siluman Merah ( dari namanya saja kita sudah tahu gimana sepak terjang pasukan - pasukan batalyon siluman merah ini ). Set terakhir adalah foto - foto para Pangdam Siliwangi dan pesan terpampang di jalan keluar " SILIWANGI PATAH TUMBU HILANG BERGANTI ABDI ABADI AMPERA". Seperti kita ketahui sosok Hyang Prabu Siliwangi / Sribaduga Maharaja Di Pakuan Pajajaran Hyang Prabu Siliwangi merupakan sosok raja legendaris Sunda dan Nusantara.
Ada satu yang mencuri perhatian saya adalah satu set meja + kursi + perlengkapan minum yang unik dan klasik. Menurut keterangan disana berbunyi "Meja Kursi dan alat - alat ini pada tanggal 16 Agustus 1945 dipergunakan oleh Bung Karno dan Bung Hatta serta beberapa orang pemuda ( Subarjo, Sukarni, Latif, Kunto dan lain - lain ) di Rengasdengklok Krawang dalam rapat mempercepat proses pencetusan proklamasi kemerdekaan Indonesia". Benar - benar koleksi yang amat sangat berharga tapi sangat disayangkan kondisi museum perlu sentuhan perbaikan - perbaikan karena setiap hujan atap - atapnya bocor serta banjir( ? ).
Dari informasi yang saya terima museum ini akan di renovasi segera mengingat hampir selalu ada kunjungan - kunjungan dari sekolah maupun umum setiap bulannya ( saya ucapkan salut bagi pecinta sejarah nusantara , jangan pernah lelah untuk mengunjungi setiap sudut museum di negeri ini ).
Chapter 3 : SI GAJAH PUTIH
Sebelum pulang kami pun menyempatkan diri menyapa "Si Dukun" atau "Si Gajah" tapi saya lebih senang menyebutnya "Si Gajah Putih",hehehe..
Ini bukan orang atau binatang tapi mobil ambulans yang berbodi tambun dan kokoh menurut keterangan sebagai berikut Ambulance dengan julukan "Si Gajah" atau "Si Dukun" ( 1957 - 1962 ) buatan pabrik Chevrolet Karoseri General Motor Jakarta. Mobil ini telah berjasa dalam membantu team kesehatan dalam menyelamatkan para korban keganasan gerombolan DI/TII S.M.Kartosuwiryo di Jawa Barat dan digunakan membantu jalannya Operasi Militer Kodam III Siliwangi dalam menumpas gerombolan DI/TII S.M.Kartosuwiryo di daerah Cijapati, Cihanyar, Rancakole,Ibun, Ciekek sampai tertangkpanya pimpinan
gerombolan DI/TII tersebut di daerah Gunung Geber, Majalaya oleh peleton 2 Kompi C Yon 328 Siliwangi
dibawah pimpinan Letda Suhanda.
Dan pasca Operasi Militer diatas "Si Dukun" digunakan secara rutin oleh Rumah Sakit Majalaya dan akhirnya disumbangkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung untuk koleksi atau saksi sejarah di Museum Wangsit Siliwangi. Saat ini mobil berbody tambun ini masih dalam proses perbaikan dan dalam waktu dekat sudah dapat dipastikan untuk bisa dijalankan kembali. Ya siap - siap aja ada touring keliling museum di Bandung dengan mengendarai si Gajah Putih.
Gedung ini awalnya terletak di Jl.Oude Hospital Weg dan dibangun oleh Pemerintah Kolonial Belanda dan digunakan sebagai perumahan opsir Belanda. Setelah Indonesia merdeka gedung ini digunakan oleh staf Kwartier Territorium III Divisi siliwangi tahun 1949 - 1950 pada tanggal 23 Januari gedung ini menjadi sasaran serangan Angkatan Perang Ratu Adil ( APRA ) di kota Bandung yang dipimpin oleh Kapten Raymond Westerling.
Dalam seangan ini telah gugur 79 prajurit Siliwangi termasuk didalamnya Mayor Adolf Lembong karena pertempuran yang sangat gigih melawan Belanda selanjutnya nama Adolf Lembong diabadikan menjadi nama jalan yaitu jalan Lembong. Tempat gugurnya Mayor Adolf Lembong dibangun prasasti untuk mengenang perjuangannya yang gigih melawan belanda.
Museum mandala wangsit Siliwangi diresmikan pada 23 Mei 1966 oleh Pangdam III/Siliwangi ke-8 yaitu Kolonel Ibrahim Adji dan telah mengalami renovasi pada zaman Orde Baru.
1. Bedug Simawarame,digunakan pada tahun 1918 di pesantren KH.Hasan Arif di Cimareme Garut.
2. Meja, kursi,Teko, cangkir dan peralatan lainnya yang pernah digunakan pada tgl 16 Agustus 1945 oelh para pejuang dan pemimpin Indonesia ( Bung Karno dan Bung Hatta ), di Rengas Dengklok dalam rangka persiapan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945
3. Palagan Bandung atau Bandung Lautan Api yang terjadi 24 - 25 Maret 1946 di Kota Bandung.
4. Persenjataan masa perang Kemerdekaan : 1947 - 1949.
Sebagai akhir kata kami ucapkan hatur nuhun ka teman - teman yang menerima kedatangan kami di Museum Mandala Wangsit Siliwangi dan bisa saling sharing pengalaman juga. Jangan sekali - sekali melupakan sejarah......
Jalan - jalan ke museum bukan hanya tugas bagi anak - anak usia sekolah justru kita sebagai orang dewasa harus tetap tahu dan mampu membaca sejarah bangsa ini. Kebetulan di hari jum'at ini belum ada kegiatan siang, saya pun memastikan beberapa teman untuk memenuhi undangan berkunjung ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi.
Ket. ( 1 ) salah satu sudut museum , ( 2 ) meja dan kursi bersejarah, ( 3 ) Si Gajah Putih, ( 4 ) pura Puser Siliwangi, ( 5 ) gerbang pura |
Posisi museum ini berada di jalan bersejarah kota Bandung yaitu nama jalan tempat museum ini, Jl.Lembong, diambil dari nama Mayor Adolf Lembong, salah satu prajurit Siliwangi yang menjadi korban dalam Peristiwa Kudeta Angkatan Perang Ratu Adil. Sebelumnya di zaman kompeni / belanda jalan ini bernama Oude Hospitaalweg. Berikut pengalaman kami saat berada di Museum Mandala Wangsit Siliwangi...pliss check it out :)
Chapter 1 : PURA PUSER SILIWANGI
Ada pura di museum ini? ya adalah bro. Kebetulan para pengurus dan pejabat disana ada beberapa teman - teman dari Bali dan beliau - beliau lah yang mengundang kami untuk sembahyang bersama di Pura yang posisi nya lt.2 museum. Kebetulan hari itu hari jumat dan para staf yang beragama Islam pergi ke mesjid untuk jumatan sedangkan yang beragam non Islam khususnya Hindu berkumpul di pura untuk sembahyang bersama.
Meskipun kami sampai di lokasi agak telat pk. 11.30 wib tapi persembahyangan bersama belum dimulai. Kami pun disambut disana dan dipersilahkan duduk bersila siap - siap sembahyang bersama. Kebetulan pejabat yang paling senior disana juga merupakan tokoh di Pura Wira satya Dharma Zipur 9 Ujung Berung dan beliau pun memimpin persembahyangan dan kami pun mengiringi dengan melantunkan Gayatri Mantram. Suasana damai pun terasa ditengah kesederhanaan ini.
Pura ini dinamakan Pura Puser Siliwangi dan keberadaanya belum genap setahun. Dipintu masuk dihiasi dengan ornamen khas Bali seperti candi bentar sedangkan tempat kami sembahyang berada di bale khas Bali juga.
Ada 3 pelinggih disana yaitu Dewa Ganesha, Pemujaan Prabu Siliwangi, dan Padmasana. Selain sebagai tempat persembahyangan kadang tempat ini dipakai sebagai ajang diskusi sejarah kesundaan oleh anak - anak muda KMHDI serta teman - teman Sunda wiwitan.
Sehabis sembahyang kami pun melangsungkan diskusi tentang sejarah museum ini serta bagaimana bisa sebuah Pura megah bisa berdiri di kawasan ini. Diluar hujan pun turun dengan derasnya menambah keseriusan kami untuk berdiskusi atau tepatnya sharing pengalaman sejarah sambil menunggu hujan reda karena kami berencana melihat - lihat museum dibawah kami.
Chapter 2 : MEJA DAN KURSI BERSEJARAH
Kami pun masuk ke dalam museum melihat - lihat saksi bisu sejarah yang dipandu oleh petugas disana. Di dalam diceritakan bagaimana awal belanda masuk ke negeri ini , senjata - senjata para pejuang - pejuang republik , meja dan kursi saat perumusan proklamasi 17 Agustus 1945 lengkap dengan cangkir dan gelas klasiknya. Di sudut yang lain terpampang bendera sang Saka Merah Putih yang pertama kali di kibarkan di Bandung, lukisan tentang Bandung lautan Api, lukisan dan foto - foto keganasan DI/TII dan bendera - bendera beberapa Batalyon Siliwangi. Kesan angker pun terasa apalagi tata cahaya di ruangan tersebut cukup membuat merinding,hehehe...ya jelas karena barang - barang yang disimpan disana adalah barang bersejarah.
Dari sekian bendera yang menarik bagi saya adalah Bendera Batalyon Siluman Merah ( dari namanya saja kita sudah tahu gimana sepak terjang pasukan - pasukan batalyon siluman merah ini ). Set terakhir adalah foto - foto para Pangdam Siliwangi dan pesan terpampang di jalan keluar " SILIWANGI PATAH TUMBU HILANG BERGANTI ABDI ABADI AMPERA". Seperti kita ketahui sosok Hyang Prabu Siliwangi / Sribaduga Maharaja Di Pakuan Pajajaran Hyang Prabu Siliwangi merupakan sosok raja legendaris Sunda dan Nusantara.
Ada satu yang mencuri perhatian saya adalah satu set meja + kursi + perlengkapan minum yang unik dan klasik. Menurut keterangan disana berbunyi "Meja Kursi dan alat - alat ini pada tanggal 16 Agustus 1945 dipergunakan oleh Bung Karno dan Bung Hatta serta beberapa orang pemuda ( Subarjo, Sukarni, Latif, Kunto dan lain - lain ) di Rengasdengklok Krawang dalam rapat mempercepat proses pencetusan proklamasi kemerdekaan Indonesia". Benar - benar koleksi yang amat sangat berharga tapi sangat disayangkan kondisi museum perlu sentuhan perbaikan - perbaikan karena setiap hujan atap - atapnya bocor serta banjir( ? ).
Dari informasi yang saya terima museum ini akan di renovasi segera mengingat hampir selalu ada kunjungan - kunjungan dari sekolah maupun umum setiap bulannya ( saya ucapkan salut bagi pecinta sejarah nusantara , jangan pernah lelah untuk mengunjungi setiap sudut museum di negeri ini ).
Chapter 3 : SI GAJAH PUTIH
Sebelum pulang kami pun menyempatkan diri menyapa "Si Dukun" atau "Si Gajah" tapi saya lebih senang menyebutnya "Si Gajah Putih",hehehe..
Ini bukan orang atau binatang tapi mobil ambulans yang berbodi tambun dan kokoh menurut keterangan sebagai berikut Ambulance dengan julukan "Si Gajah" atau "Si Dukun" ( 1957 - 1962 ) buatan pabrik Chevrolet Karoseri General Motor Jakarta. Mobil ini telah berjasa dalam membantu team kesehatan dalam menyelamatkan para korban keganasan gerombolan DI/TII S.M.Kartosuwiryo di Jawa Barat dan digunakan membantu jalannya Operasi Militer Kodam III Siliwangi dalam menumpas gerombolan DI/TII S.M.Kartosuwiryo di daerah Cijapati, Cihanyar, Rancakole,Ibun, Ciekek sampai tertangkpanya pimpinan
gerombolan DI/TII tersebut di daerah Gunung Geber, Majalaya oleh peleton 2 Kompi C Yon 328 Siliwangi
dibawah pimpinan Letda Suhanda.
Dan pasca Operasi Militer diatas "Si Dukun" digunakan secara rutin oleh Rumah Sakit Majalaya dan akhirnya disumbangkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung untuk koleksi atau saksi sejarah di Museum Wangsit Siliwangi. Saat ini mobil berbody tambun ini masih dalam proses perbaikan dan dalam waktu dekat sudah dapat dipastikan untuk bisa dijalankan kembali. Ya siap - siap aja ada touring keliling museum di Bandung dengan mengendarai si Gajah Putih.
Sejarah Singkat Gedung Kantor Bintaldam III/Siliwangi dan Museum Mandala Wangsit
Gedung ini awalnya terletak di Jl.Oude Hospital Weg dan dibangun oleh Pemerintah Kolonial Belanda dan digunakan sebagai perumahan opsir Belanda. Setelah Indonesia merdeka gedung ini digunakan oleh staf Kwartier Territorium III Divisi siliwangi tahun 1949 - 1950 pada tanggal 23 Januari gedung ini menjadi sasaran serangan Angkatan Perang Ratu Adil ( APRA ) di kota Bandung yang dipimpin oleh Kapten Raymond Westerling.
Dalam seangan ini telah gugur 79 prajurit Siliwangi termasuk didalamnya Mayor Adolf Lembong karena pertempuran yang sangat gigih melawan Belanda selanjutnya nama Adolf Lembong diabadikan menjadi nama jalan yaitu jalan Lembong. Tempat gugurnya Mayor Adolf Lembong dibangun prasasti untuk mengenang perjuangannya yang gigih melawan belanda.
Bangunan prasasti tersebut berada di depan gedung sebelah kiri, sedang nama-nama prajurit siliwangi yang gugur dalam peristiwa tersebut diabadikan dalam bentuk relief perjuangan yang terletak di depan Mako bintaldam III siliwangi.
Museum ini menyimpan benda koleksi bersejarah perjuangan siliwangi untuk dikenang oleh generasi mendatang khususnya oleh prajurit Siliwangi dan masyarakat pada umumnya. Koleksi - koleksi unik museum ini antara lain :
1. Bedug Simawarame,digunakan pada tahun 1918 di pesantren KH.Hasan Arif di Cimareme Garut.
2. Meja, kursi,Teko, cangkir dan peralatan lainnya yang pernah digunakan pada tgl 16 Agustus 1945 oelh para pejuang dan pemimpin Indonesia ( Bung Karno dan Bung Hatta ), di Rengas Dengklok dalam rangka persiapan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945
3. Palagan Bandung atau Bandung Lautan Api yang terjadi 24 - 25 Maret 1946 di Kota Bandung.
4. Persenjataan masa perang Kemerdekaan : 1947 - 1949.
5. Peristiwa Penumpasan DI/TII Jawa Barat
6. Lukisan - lukisan penangkapan Gembong DI/TII pada 4 Juni 1962 di Gunung Geber ,Majalaya
7. Ambulance Cevrolet D1971 yang dijuluki Si Gajah / Si Dukun
8. Tank Stuart
9. Meriam PSP
10. Napak tilas Prabu Siliwangi
Kegiatan di Car Free Day Dago " Ngaguar Tapak Siliwangi" |
INFO MUSEUM
Jadwal buka museum : setipa hari pk. 08.00 - 15.30 wib
Jadwal buka museum : setipa hari pk. 08.00 - 15.30 wib
email : bintaldamsiliwangi@gmail.com
website : www.bintaldam3siliwangi.org
Sebagai akhir kata kami ucapkan hatur nuhun ka teman - teman yang menerima kedatangan kami di Museum Mandala Wangsit Siliwangi dan bisa saling sharing pengalaman juga. Jangan sekali - sekali melupakan sejarah......
Hatur Nuhun.....
Komentar