Agni Hotra, Pakelem di G.Tangkuban Parahu

Sampurasun...........

Pagi itu bertepatan dengan diadakannya acara Sunda Wiwitan disalah satu kawah di gunung Tangkuban Parahu rombongan kami dari kantor pun ikut serta melaksanakn ritual Agni Hotra dan Pakelem. Bangun subuh - subuh di hari Minggu yang dingin kami pun dengan 2 mobil berangkat dari kantor Pacuan Kuda menuju gunung Tangkuban Parahu. Karena ini tugas negara ( kantor,hehe... ) maka tim jakarta pun turut serta karena selain agni hotra kita juga melaksanakan pakelem di gunung dan sungai citarum berupa pakelem kepala kerbau dan melepas burung untuk keselamatan dunia.

Sesampai di lapangan parkir tempat wisata Tangkuban Parahu kami pun mengangkat perlengkapan yadnya ke tempat yang kami sepakati yaitu didekat air suci kahoripan ( dekat goa ) dan tungku zaman Belanda. Karena didepan tungku ini arealnya cukup terbuka. Berkejar - kejaran dengan matahari terbit kami pun gerak cepat karena yadnya ini dilaksanakan saat matahari terbit.

Suasana dingin pun masih menyelimuti gunung yang terkenal di mancanegara ini. Saya dan seorang teman dari jakarta menyempatkan diri nunas air suci di sana meskipun terdapat larangan gas beracun ( walah... ).
Setelah siap kami pun mulai pelaksanaan yadnya pasepan / agni hotra. Tidak berapa lama kami membawa kepala kerbau yang telah dibungkus kain dilarung di kawah utama dan burung - burung pun kami lepas dengan iringan doa - doa.
Ada yang spesial pagi itu karena diantara tamu - tamu undangan acara Sunda wiwitan ada seorang pelaku spiritual dan penulis di majalah Media Hindu yaitu bpk. Dewa K.Suratnaya. Kami pun mengobrol dan berdiskusi tentang agama dunia spiritual dan leluhur - leluhur di Jawa Barat ini. Banyak pengetahuan yang bisa didapat dan di share dengan beliau.Tak terasa hari pun semakin siang dan kami pun berpamitan untuk melanjutkan ritual selanjutnya yaitu pakelem di Sungai Citarum.




Oh ya sekilas tentang persiapan Yadnya Pasepan Agung / Agni Hotra sebagai berikut  Agni Hotra atau biasanya disebut Yadnya Pasepan Agung / Jnana Kunda Yadnya menggunakan berbagai sarana Kunda, Panca Amritam, Samagri, Kayu Bakar, Linggam dan Kunda. Berikut dibahas satu per satu mengenai sarana - sarana diatas :

A. Panca Amritam
terdiri dari Susu, Yogurt,Ghee,Madu,Gula Merah.
Susu dalam arah mata angin diposisikan di Tengah - tengah. Susu juga dipergunakan sebagai persembahan
saat Abhiseka penyucian linggam. Yogurt atau susu asam posisi nya dibagian timur. Ghee yang berbahan dasar dari susu atau susu yang telah dikentalkan posisinya di bagian selatan. Ghee juga dipergunakan untuk campuran samagri. Madu diletakkan di sebelah Barat dan dipergunakan juga saat puja linggam ( abhiseka ). Dan Gula Merah  diposisikan di Utara.
Panca Amritam ini dipersembahkan saat mantra Brahmarpanamsetelah dipuja istadewata Gayatri Mantra dan  juga Om Namo Narayana ( 1 x 108 , 3 x 108 atau 10 x 108 atau 1080 kali ). Selain bahan Panca Amritam sebagai perlengkapan vital, dalam yadnya Pasepan agung ini juga harus dipersiapkan minyak kelapa. Minyak difungsikan untuk menjaga api dalam kunda agar nyalanya tetap terjaga.

B. Samagri
Samagri terdiri dari bahan rempah - rempah yang dicampur dengan palawija. Samagri ini nantinya dipersembahkan ke api dalam kunda oleh sang yajaman ( penyelenggara yadnya ) saat hotri selesai menchantingkan mantra Istadewata ( Gayatri Mantram,Om Namo Narayana, Om Namah Siwaya, Om Gam Ganapataye Namah, Om Sri Laksmi dll ) Sembari mempersembahkan samagri ke dalam kunda, sang yajaman mengucapkan kata Swaha ( untuk Yadnya Pasepan Agung yang ditujukan kepada Ida Sang Hyang Widhi dan para Dewa ) dan ucapan Swada kepada leluhur. Samagri merupakan material yang dicampur dari rempah - rempah seperti serbuk cendana, cengkeh, kapulaga, jebug arum, merica dan rempah - rempah lainnya. Sedangkan material palawijanya terdiri dari kacang hijau, beras, beras merah, ketan putih , ketan hitam ( injin ), jagung, kedele, kacang merah, wijen dll.

C. Kayu Bakar
Yadnya Pasepan Agung ini juga menggunakan kayu bakar. Bahan kayu bakar yang terbaik adalah kayu cendana, sudah pasti jika memungkinkan. Karena kayu cendana relatif sulit dan harganya mahal, maka mangga juga menjadi pilihan yang bagus. Secara filosofis Mangga adalah tanaman sempurna. Daun mangga yang ditulisi Omkara juga dapat dipergunakan sebagai sarana perlindungan yadnya ini. Secara ilmiah daun mangga sebanyak 108 helai itu dipercaya memberikan aliran gas O2 untuk menselaraskan buangan CO2
dari kerumunan peserta yadnya. Mangga dipercaya menangkal segala bentuk agitasi dalam yadnya. Selain kayu mangga dan cendana kayu yang baik digunakan yaitu kayu beringin, majegau, gaharu cendana, cempaka, kayu kandang kuda kerajaan dan prapat ( bakau ). Agar proses yadnya berjalan baik, kayu hendaknya sudah kering dan dipotong - potong sepanjang 20 cm dan diameter 2-3 cm.

D. Linggam
Biasanya Puja Pasepan Agung ini menggunakan Lingga aspek Siwa yang tidak terbatas. Bentuk Linggam dan bahanya macam - macam, ada dari kuningan, batu meteor, batu marmer, dibuat dengan semen, gips. Sedangkan warnanya ada warna putih,hijau dan hitam. Persembahan susu dan madu saat abhiseka ( Penyucian Linggam ) bersamaan dengan mantra linggam diucapkan oleh sang hotri.

E. Kunda
Prosesi yadnya ini juga menggunakan kunda. Para hotri juga bertugas merekomendasikan dan mengkoordinasikan dimana pembuatan kunda yang pas dan sesuai hitungan spiritual. Kunda adalah central dari yadnya ini, selain berfungsi sebagai tempat kayu bakar dan nyala api yadnya itu sendiri. Kunda juga sebagai tempat meletakkan buah-buahan, daun mangga dan persembahan bunga - bunga seperti melati,
cempaka, sandat, lotus, dan tunjung. Kunda juga wajib diolesi tepung putih yang bertujuan agar serangga seperti semut, lalat dll tidak sampai mengotori yadnya yang dilakukan.Bahan kunda bisa dari tanah yang sudah dicetak ( batu bata ), Kunda juga bisa dibuat secara permanen atau dengan sistem knockdown.
Banyak kunda ditemukan dari material pane , paso bisa juga memakai mangkok besar yang terbuat dari bahan kuningan.

F. Buku Tuntunan / Mantra

Biasanya yadnya ini dilaksanakan pada saat matahari terbit dan terbenam karena mantra nya berbeda. Rangkaian doa dan urutannya biasanya diarahkan oleh Hotri masing - masing.

Demikian dapat saya laporkan dari gunung Tangkuban Parahu semoga bermanfaat............

Hatur Nuhun

Komentar

Postingan Populer