Pura Tirta Segara Rupek
Sampurasun....
Dalam suatu kesempatan saat berada di Bali, kami menyempatkan untuk nangkil ke Pura Tirta Segara Rupek. Perjalanan dimulai pagi - pagi dari kampung halaman di Tabanan menuju arah barat, perjalanan lintas Tabanan dan Negara dipenuhi pemandangan alam nan indah. suasana sawah, pantai dan sisi kanan nampak perbukitan membentang. Break sejenak untuk sembahyang di pura rambutsiwi perjalanan pun kami lanjutkan...go west ( hehehe...).
Dan akhirnya masuk sudah di kawasan Hutan Bali Barat yang masih hijau, hutan ini terkenal akan
hewan liarnya seperti Jalak Bali, Kera, Rusa dan Harimau Bali ( keberadaanya diyakini masih ada
di dalam hutan ).
Pura Tirta Segara Rupek adalah Pura Kahyangan Jagat yang berada di kawasan Taman Nasional Bali Barat. Wilayah Administrasinya masuk ke dalam wilayah desa Pakraman Gilimanuk, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana. Rupek dalam bahasa Indonesia berarti sempit merupakan ujung palin Barat pulaua Bali. Ujung ini paling dekat dengan pulau Jawa sekitar 2,5 km, dibandingkan pelabuhan Gilimanuk dan Ketapang.
Sekilas sejarah konon menurut lontar Babad Arya Bang Pinatih, Dang Hyang Sidhimantra melakukan yoga semadi ke ahadapan Sang Hyang Siwa dan Sang Hyang Baruna Geni.Kemudian Dewata menitahkan beliau untuk menggoreskan tongkat beliau tiga kali ke tanah dan membuat air laut terguncang lalu bergerak membelah daratan. Kejadian ini membuat daratan Bali dan tanah Jawa yang semula bersatu menjadi terpisah. Tujuan pemisahan ini untuk melindungi kesucian pulau Bali.
Begitu sampai di tempat parkiran, posisi anda langsung menghadap pantai nan indah serta pulau Jawa nampak sangat dekat.Di komplek Pura ini terdapat palinggih untuk Ibu Ratu Pantai Selatan yang menghadap ke laut. Palinngih beliau sangat kental dengan nuansa hijau seperti yang kami temui juga di sebuah kamar khusus Hotel di kawasan Pelabuhan Ratu.
Selesai melakukan persembahyangan , kami meluangkan waktu sejenak untuk menikmati keindahan alam. Demikian perjalanan kami kali ini , moga bermanfaat.
Sumber : dari berbagai sumber
Hatur Nuhun
Dalam suatu kesempatan saat berada di Bali, kami menyempatkan untuk nangkil ke Pura Tirta Segara Rupek. Perjalanan dimulai pagi - pagi dari kampung halaman di Tabanan menuju arah barat, perjalanan lintas Tabanan dan Negara dipenuhi pemandangan alam nan indah. suasana sawah, pantai dan sisi kanan nampak perbukitan membentang. Break sejenak untuk sembahyang di pura rambutsiwi perjalanan pun kami lanjutkan...go west ( hehehe...).
Dan akhirnya masuk sudah di kawasan Hutan Bali Barat yang masih hijau, hutan ini terkenal akan
hewan liarnya seperti Jalak Bali, Kera, Rusa dan Harimau Bali ( keberadaanya diyakini masih ada
di dalam hutan ).
Pura Tirta Segara Rupek adalah Pura Kahyangan Jagat yang berada di kawasan Taman Nasional Bali Barat. Wilayah Administrasinya masuk ke dalam wilayah desa Pakraman Gilimanuk, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana. Rupek dalam bahasa Indonesia berarti sempit merupakan ujung palin Barat pulaua Bali. Ujung ini paling dekat dengan pulau Jawa sekitar 2,5 km, dibandingkan pelabuhan Gilimanuk dan Ketapang.
Sekilas sejarah konon menurut lontar Babad Arya Bang Pinatih, Dang Hyang Sidhimantra melakukan yoga semadi ke ahadapan Sang Hyang Siwa dan Sang Hyang Baruna Geni.Kemudian Dewata menitahkan beliau untuk menggoreskan tongkat beliau tiga kali ke tanah dan membuat air laut terguncang lalu bergerak membelah daratan. Kejadian ini membuat daratan Bali dan tanah Jawa yang semula bersatu menjadi terpisah. Tujuan pemisahan ini untuk melindungi kesucian pulau Bali.
Begitu sampai di tempat parkiran, posisi anda langsung menghadap pantai nan indah serta pulau Jawa nampak sangat dekat.Di komplek Pura ini terdapat palinggih untuk Ibu Ratu Pantai Selatan yang menghadap ke laut. Palinngih beliau sangat kental dengan nuansa hijau seperti yang kami temui juga di sebuah kamar khusus Hotel di kawasan Pelabuhan Ratu.
Selesai melakukan persembahyangan , kami meluangkan waktu sejenak untuk menikmati keindahan alam. Demikian perjalanan kami kali ini , moga bermanfaat.
Sumber : dari berbagai sumber
Hatur Nuhun
Comments