NYEPI "EARTH HOUR 24+"

Sampurasun.....

Salam Perdamaian dan Cinta dari BALI  ( INDONESIA ) untuk DUNIA / BUMI ( IBU PERTIWI ).

HARI RAYA NYEPI atau TAHUN BARU SAKA diperingati setiap setahun sekali oleh umat Hindu Bali. .Kalau versi dunia yang mulai diperkenalkan adalah EARTH HOUR 60+ sedangkan di Indonesia khususnya Bali sejak tahun 78 M telah mengenal EARTH HOUR 24+ alias memberikan waktu istirahat bumi ini 24 jam full.

Seperti hal nya tubuh manusia, alam ini bumi ini perlu istirahat. Dalam konsep Miro Cosmos ( manusia )
dan Makro Cosmos ( bumi / alam ) kita mempunyai keterkaitan dan senantiasa harus harmonis.Badan fisik
terlalu diposrsir habis untuk bekerja keras mengumpulkan materi kadangkala kita melupakan badan rohani ( jiwa ) kita.Apa yang menjadi tujuan kita sesungguhnya hidup di bumi ini.

NYEPI / TAHUN BARU SAKA
Dalam Nyepi atau perayaan Tahun Baru Saka dirayakan dengan menyepi, sungguh berbeda dengan perayaan tahun barupada umumnya yang diisi dengan kehebohan serta hingar bingar. Dari kacamata saya ini saatnya untukmerenung, menyepi, hening selama 24 jam, mereview kembali kebelakang, baik dan buruk, sukses dan gagal.Mempersiapkan diri untuk menghadapi hari -hari Baru tentunya dengan semangat yang baru.

Seperti kita ketahui disetiap keyakinan mempunyai tahun barunya masing - masing. Tidak ada salahnya
dalam menyambut Tahun Baru, namun hal itu harus dilakukan pada hari yang benar sedemikian rupa sehinggaakan bermanfaat bagi kita. Hari Tahun Baru sejati adalah hari ketika alam semesta ini diciptakan.

RESOLUSI NYEPI
Seperti biasa saya bahas beberapa artikel menarik. Saya ambil dari majalah Media Hindu Maret 2014,tulisanberjudul " Merayakan Tahun Gregorian atau Tahun Baru Hindu?" Tulisan ini saya ringkas saja, tulisan full nyadapat dibaca di majalah Media Hindu Maret 2014.Saya ambil segmen "Resolusi Nyepi"

PAra Maharsi dari Hindu Dharma telah mempelajari penciptaan alam semesta secara mendalam dan dengan kemampuan Dewata, mereka telah dengan tepat mengidentifikasi hari ketika alam semesta diciptakan.
Mereka jugatelah menghitung total rentang waktu yang telah berlalu, dan kapan peleburan lengkap
semesta akan terjadi.

Hari Raya Nyepi memang bukan merayakan awal penciptaan alam semesta tapi peringatan atas naik tahtanyaRaja Kaniska I dari dinasti Kusana, di India pada tahun 78 M.Tetapi perayaannya biasanya jatuh pada bulan MAret, masih masuk dalam Chaitra Shukla Pratipada.Di Indonesia, peristiwa bersejarah ini ditransendensi menjadi peristiwa spiritual dengan Vrata (brata),tidak bekerja,tidak bepergian, tidak menikmati hiburan, tidak menyalakan api (secara:tidak memasak, maknanya : mengistirahatkan panca indrya ). Nyepi dilaksanakan secara askese ( tapa, brata, yog dan samadhi ), sebagai kesempatan untuk menemukan sang diri, atau berada sendirian dengan sang diri. Suasana spiritualitas ini adalah saat yang tepat untuk membuat resolusi, tentang apa yang akan dilakukan selama ini,apa yang akan dicapai dalam waktu satu tahun kedepan.

Kita tidak dapat melakukan intropeksi atau membuat resolusi dalam suasana hingar bingar pesta yang
bertujuan memuaskan nafsu inderawi.
( Sumber : Forum For Hindu Awakening, Sang Ayu Putu Renny, Majalah Media Hindu Maret 2014 ).

NYEPI, TAHUN BARU SAKA DAN PEMBAHARUAN DIRI

Apakah Nyepi masih relevan dalam kehidupan sekarang yang cenderung mengglobal, serba terburu - buru danmaterialis ini?

Modernisasi sejak revolusi industri, telah membawa umat manusia pada alam yang terlalu panas, terlalu sesak, iklamyang berubah tidak menentu, bencana alam yang silih berganti, keterbatasan pangan dan ancaman kelaparan,semua ini adalah perang kemanusiaan yang tida henti.

Peradaban modern telah semakin menjauhkan manusia dari alam. Seruan back to nature yang pernah dicetuskanoelh JJ Roseau pada abad ke 18, baru disadari maknanya pad aabad ke 20, setelah
alam terlanjuroelh industri yang kelewat batas.Kini pemanasan global dan perubahan iklim adalah buah dari industrialisasi dan eksploitasi alam yang berlebihan.

Menurut ajaran Tri Hita KArana, menjaga dan memperlakukan alam dengan baik, sama pentingnya seperti menjagahubungan baik sesama manusia dan memuja Tuhan. Ketiga hal ini adalah penyebab kebahagiaan hidup.

Dapatkah spirit Nyepi menyadarkan dunia akan arti pentingnya mewujudkan kehidupan yang damai? Atau bisakah kita merasakan kedamaian di tengah ancaman pemanasan global dan perubahan iklim?

Andaikan seluruh dunia bisa berhenti dari berbagai kesibukan sehari saja, melakukan instropeksi atas kemajuanperadaban industrialisasi yang telah dipilih dan dibangun selama ini, akan muncul kesadaran
bahwa kita telah memperlakukan alam terlalu kejam, egois, sampai melampaui daya dukungnya.

Mari dengan semangat Nyepi kita perlakukan alam dan lingkungan secara bersahabat, demi terwujudnya
kedamaian hidup, kedamaian untuk semua dan kedamaian sepanjang masa.

oleh I Made Pande Cakra , Majalah Media Hindu Maret 2014




Comments

Popular Posts