CIBEAS : Mengunjungi kampung CIBEAS


 
Sampurasun.... 
Perjalanan kali ini yang kedua kalinya kami mengunjungi kampung Cibeas yang unik. Tujuan kami ke cibeas selain ikut merayakan HUT RI juga atas undangan dari sesepuh adat setempat. Perjalanan yang memakan waktu hampir 5 jam dari Bandung terbayar saat memasuki jalan menuju kampong Cibeas. Menyusuri jalan aspal tidak rata di sepanjang pantai selatan menghilangkan rasa lelah kami. Sebelum memasuki kampung kami melewati sebuah klenteng megah menghadap pantai selatan. Keunikan terlihat dari bagaimana sejarah kampung ini terbentuk, alam lingkunganya yang asri, penduduknya yang ramah dari berbagai latar belakang yang berbeda, arsitektur bangunanya yang unik dan yang tak kalah menariknya adalah tokoh kampung / sesepuh adat setempat ini yang sangat luar biasa yaitu Khout Pangrango.

SEJARAH 
Kampung Cibeas, terletak di Desa Cimenyan, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Sekitar tahun 1993 yang kampung ini dibangun oleh seorang sesepuh adat yaitu Khout Pangrango. Dahulu wilayah ini merupakan hutan belantara dan dikenal angker ,dengan inisiatif dari Khout Pangrango, maka dibentuklah sebuah desa adat dengan panorama alam yang indah dan nyaman. Masyarakat di kampung Cibeas merupakan masyarakat yang terdiri dari berbagai latar belakang dan suku yang ada di tanah air ini. . Berbagai macam agama dan suku bangsa hidup berdampingan dengan rukun dan toleransi yang tinggi. Hal itupun merupakan inisiatif dari sesepuh adat Khout Pangrango, selaku tokoh spiritual yang selalu memberikan ceramah kepada masyarakat kampung Cibeas atas pentingnya toleransi antar umat beragama.

KEUNIKAN KAMPUNG CIBEAS
Nah sekarang kita membahas keunikan – keunikan kampung ini. Di dalam kampung tersebut, terdapat mesjid dengan kubah berbentuk pesawat terbang bernama mesjid Robbul Alamin, rumah berbentuk PERAHU BESAR, serta patung presiden Republik Indonesia pertama Ir. SOEKARNO yang berjabat tangan dengan GAJAH MADA. Masing-masing keunikan tersebut memiliki nilai filosofi tersendiri. Salah satunya mesjid Robbul Alamin dengan kubah pesawat yang memliki arti bahwa setiap ibadah sholat yang dilaksanakan akan mengantarkan umatnya untuk mencapai kesempurnaan lahir dan batin. Selain itu, hal yang unik adalah bahan dasar bangunan rumah di kampung Cibeas yang umumnya terbuat dari kayu sebagai dinding bangunan dan seng sebagai atap dari bangunan. Menurut para warga, bahan dasar itupun memiliki arti dan filosofi tersendiri berupa penghormatan terhadap leluhur manusia dan alam semesta. Hal yang menarik lagi dari kampung Cibeas adalah KRAMAT CUPUNEGORO dan RUMAH BAMBU, kedua bangunan tersebut berdiri berdampingan. KRAMAT CUPUNEGORO secara tersirat merupakan sebuah rumah yang menjadi tempat pertemuan para pejabat-pejabat tinggi negara dan berdiskusi mengenai urusan-urusan kepemerintahan, selain itu di dalam Kramat Cupunegoro terdapat berbagai macam benda-benda pusaka seperti Keris Gajah Mada, Mahkota Eyang Diponegoro, hingga Kujang pertama Jawa Barat. Sedangkan RUMAH BAMBU merupakan sebuah rumah terbuat dari jajaran bambu yang diikat dengan kuat dan atapnya terdiri dari jajaran bambu runcing. Rumah bambu memiliki filosofi persatuan dan kesatuan yang jika ingin mencapainya harus melalui perjuangan yang gigih.
Suasana Kampung CIBEAS

SOEKARNO DIBALIK KHOUT PANGRANGO
Kampung Cibeas biasanya ramai dikunjungi setiap tanggal 11 maret, 6 juni, dan 17 agustus, yang uniknya adalah pengunjung yang hadir tidak hanya dari kampung Cibeas atau sekitar kabupaten Sukabumi saja, namun hampir dari seluruh pelosok tanah air. Umumnya masyarakat yang datang ingin bersilaturahmi dengan sesepuh adat Khout Pangrango dan mendapatkan pencerahan dari ceramahnya yang khas tentang cara hidup yang baik. Selain itu, Khout Pangrango sebagai sesepuh adat kampung Cibeas pun memiliki gaya berpidato yang umumnya masyarakat Indonesia akan mengenalinya, yakni Ir. Soekarno. Dan pemahaman beliau tentang sejarah republik ini sungguh luar biasa. Kampung Cibeas sangat identik dengan atribut serta identitas Ir. Soekarno, pasalnya masyarakat kampung Cibeas merindukan sosok pemimpin yang dapat memimpin Republik Indonesia dengan tegas dan berwibawa serta mampu membawa masyarakat masuk ke pintu gerbang kemerdekaan lahir dan batin. Kami pun sempat bercakap – cakap dengan beliau beberapa waktu usai dilaksanakan peringatan HUT RI 17 Agustus 2013. Dalam percakapannya beliau bercerita tentang negeri ini serta sejarahnya. Kampung Cibeas dengan panorama alam yang indah beserta kehidupan yang damai, sederhana, dan sejahtera, berdiri dengan segudang filosofi dan makna hidup yang menjadi fondasi dasar cara hidup masyarakat kampung Cibeas, kampung Cibeas dapat menjadi wana wisata untuk membangun khazanah spiritual serta sejarah bagi pengunjung yang datang ke kampung Cibeas.
Sumber : pengembangan tulisan krisnu BB agst 13

Comments

aom said…
Siapakah gerangan Khout Pangrango itu ?

Popular Posts