Gunung Manglayang Part.2 "Disambut Sang Penjaga"

Ini adalah kelanjutan pengalaman saya bersama teman2 penekun dunia spiritual di lereng Gunung Manglayang. Saat berada di sumber mata air yang letaknya dilereng2 perkebunan penduduk, kami menyempatkan diri untu istirahat sejenak sambil mempersiapkan sarana upakara yang kami bawa seperti banten Pejatian dan Rujakan Komplit. Kami satu persatu mandi di pancuran yang ada, tidak lupa sebelum mandi kami ucapkan doa permohonan semoga kami diberikan kerahayuan. Mandi di daerah pegunungan tengah malam bukan main dinginnya, tapi itu mengecilkan niat kami untuk beryadnya. Mandi sebelum sembahyang merupakan keharusan untuk membersihkan badan kasar kita sebagai singgasana Sang Atman ( bagian kecil dari sang sumber atman yaitu Tuhan itu sendiri ).
Setelah semuanya mandi kami pun duduk bersila di kolam mata iar untuk sembahyang, tampak diantara pepohonan sinar2 kecil warna jingga bertebaran yang diyakini merupakan benda2 keramat yang menyala-nyala.
Proses ritual di kolam selesai kami berangkat menanjaki bukit untuk menuju ke tempat pemujaan yang lokasinya berada di dataran bukit di antara pohon2 besar nan rimbun. Suasana yang aneh malam itu ( dalam hati saya berkata "gimana klo malam itu saya sendiri di tempat itu,gimana menyeramkannya" ).
DISAMBUT SANG PENJAGA
Kebetulan posisi saya berjalan berada di belakang emak kuncen yang sudah tua renta tapi masih kuat nauk turun bukit. Pada saat memasuki pintu gerbang tempat pemujaan ( menurut emak kuncen ) sepasang mata sebesar balon 25 watt berwarna jingga bergerak keatas dari semak2 yang kira2 sejauh 5 meter dari saya. Dalam hati saya ucapkan "Sampurasun,Om Swastiastu tiang nyelang margi...". Makin kami mendekat kedua belah mata jingga tersebut menjauh dan sebelum menghilang terdengar suara melengking. Anehnya teman2 saya yang berada dibelakang malahan tidak tahu-menahu mengenai hal tersebut. Si Emak hanya bisa tersenyum saja melihat saya agak kebingungan.
Sehabis ritual disana berlangsung, sambil menikmati prasadam saya pun bertanya ke pak mangku mengenai bayangan mata tersebut. Kata pak mangku itu merupakan penjaga disana berupa MACAN KUMBANG BESAR. Wah kataku, sungguh beruntung saya bisa melihat langsung sosok Sang Penjaga tempat kramat tersebut.

Comments

Popular Posts